Pergantian Ban Disebut Marquez Jadi Kesalahan Terbesarnya

Bintangmotor-Marc Marquez harus puas finis keempat dalam balapan perdana musim ini di Qatar. Pergantian ban disebutnya jadi faktor kunci dia kesulitan di balapan.

Dikutip dari DetikSport (27/03) Marquez, yang start dari posisi tiga di sirkuit Losail, Senin (27/3/2017) dini hari WIB, finis di posisi empat di belakang Maverick Vinales, Andrea Dovizioso, dan Valentino Rossi.

Pebalap Repsol Honda itu awalnya cukup bersaing di barisan depan. Marquez sempat ada di posisi dua di enam putaran awal dan coba memberikan perlawanan terhadap Johann Zarco yang memimpin di awal.

Namun dia berangsur-angsur tercecer. Mulanya Marquez dilewati pebalap Ducati Andrea Dovizioso yang merebut posisi terdepan, lalu disusul juga oleh Vinales dan Rossi. Ketiganya pada akhirnya finis di depannya.

Marquez menyebut pergantian ban dari hard ke medium jadi kesalahan besar. Dua kali penundaan start, karena cuaca dan kondisi lintasan, membuatnya terpaksa mengambil keputusan itu karena temperatur trek sudah turun.

“Mereka memutuskan untuk menunda balapan, yang mana saya rasa benar. Tapi itu juga menciptakan kebingungan terbesar untuk kami soal ban, karena temperaturnya turun dan kelembapannya naik,” ujar Marquez dikutip Crash.

“Saya sebelumnya memakai ban hard, dan setelah semua hal itu terjadi saya menjadi ragu-ragu. Orang Michelin berkata ‘kamu satu-satunya yang pakai hard, hati-hati, kamu bisa jatuh. Lalu saya berkata, ‘Oke, saya ganti medium’. Itu adalah sebuah kesalahan.”

“Cal (Crutchlow – gagal finis) juga berganti ban. Dan saya rasa Cal juga tidak terlalu senang. Tapi kenapa saya dan Cal sebelumnya memakai ban hard?”

“Karena kami kehilangan terlalu banyak kecepatan di akselerasi dan cara untuk menebusnya adalah dengan mengerem belakangan, dan tentu saja untuk melakukan itu kami perlu dukungan dari ban depan. Tapi ya, ban depan medium ini kesalahan terbesarnya,” imbuhnya.

Marquez percaya jika nekat menggunakan ban hard, dia bakal mampu bersaing lebih kompetitif di depan. Tapi di lain sisi, risiko crash diakuinya jauh lebih besar.

“Setelah balapan, saya rasa dengan ban keras saya bakal mampu bertarung untuk kemenangan sampai akhir. Tapi di lain sisi, ban hard juga memberikan peringatan lebih minim, jadi mungkin saya lebih kompetitif, tapi terjatuh,” tandasnya.