Model dan tipe sepeda motor masa kini sangat beragam dan bervariasi. Dari tipe bebek, sport, matic dan bahkan setengah bebek setengah matic pun ada. Semakin beragamnya tipe sepeda motor, tentunya ATPM selaku produsen motor tidak boleh mengabaikan faktor keselamatan dari para penggunanya. Salah satu komponen yang menunjang keselamatan adalah spion. Dengan bentuk yang beragam, spion memiliki fungsi fital dalam hal keselamatan berkendara. Salah satunya untuk mengetahui kondisi dibelakang motor kita.
Namun ternyata hal ini kadang disepelekan oleh para pengguna motor sendiri dengan bermacam alasan, dari bentuk yang konvensional, membuat ribet dan masih banyak lagi. Adapula beberapa pengendara yang nekat melepas salah satu spion atau malah keduanya.
Perlu disadari bahwa pengguna jalan bukan kita sendiri, masih banyak orang lain yang mempunyai hak yang sama sebagai pengguna jalan. Oleh karena itu, ada baiknya jika kita tetap memasang kedua spion dengan alasan keselamatan.
Menggunakan spion standar tentu hal yang diharapkan, karena bentuknya pun sudah dibuat sebaik mungkin agar pengendara bisa melihat kondisi dibelakang kendaraan dengan jarak & komposisi yang pas. Namun jika ingin tetap menggunakan spion aftermarket, ada beberapa tips yang bisa dipertimbangakan.
Pilih spion sesuai selera, dengan catatan tidak mengganggu pandangan saat melihat ke belakang. Pastikan jangkauan dalam kaca spion cukup jelas, dan tidak terhalang lengan. Gunakan spion dengan kaca yang agak cembung ( konvex mirror ) agar penglihatan kebelakang lebih luas. Pilih spion dengan tangkai yang lebih panjang dari kemudi. Hal ini akan berguna untuk memaksimalkan spion sebagai batas kemudi dengan kendaraan lain. Sehingga jika tidak sengaja bersenggolan dengan kendaraan lain, spionlah yang pertama kali terkena bukan kemudi. Nah ini yang penting, jangan gunakan spion untuk gantungan helm, karena akan membuat spion cepat longgar.