Bintangmotor – Brosis kadang ada beberapa orang yang tak puas dengan bentuk dari kaca spion pada motornya. Ada yang memilih untuk menggantinya dengan model dan ukuran yang sesuai seleranya. Jika memodif dengan ukuran yang lebih kecil bisa membahayakan loh.
Dikutip dari DetikOto (20/05) Spion juga bisa menjadi salah satu indikator apakah motor memiliki cukup ruang untuk menyalip atau tidak.
“Spion itu jangan diganti yang lebih kecil, pakai yang spion standar pabrikan saja, yang pertama kacanya dia jernih nggak getar, terus spion yang bagus itu panjangnya lebih dari stang motor. Itu indikator jadi kalau kita mau nyalip gak bisa udah kena kaca spion jadi jangan maksain untuk nyalip,” kata instruktur safety riding Queenrides, Citra Ayu Lestari.
Bukan hanya itu, jika tersenggol kendaraan dari depan maka yang terkena hanya spion saja.
Kalau stang motor lebih panjang dari kaca spion maka saat tersenggol kendaraan dari depan maka keseluruhan motor bisa jatuh termasuk si pengendara.
Citra menambahkan kebiasaan buruk lain yang dilakukan pengendara motor adalah menaruh helmnya di kaca spion. Hal itu bisa menghilangkan fungsi utama dari kaca spion untuk melihat dan mengetahui kondisi di belakang kendaraan kita.
Ia juga menyarankan saat berkendara sebaiknya kita sering-sering melihat ke kaca spion. Itu karena bahaya tidak muncul dari arah depan dan samping saja namun bisa juga dari belakang. Sering mengecek spion kata Citra juga tak akan mengganggu konsentrasi si pengendara.
Mengecek spion disarankan minimal 8-10 detik sekali selama berkendara.
Untuk melihat bahaya dari depan kelihatan tapi kalau melihat bahaya dari belakang kita nggak pernah tau jadi makanya melihat dari spion.