Efek Motor Kompresi Tinggi Memakai BBM Kualitas Rendah

Bintangmotor.com – Sepeda motor keluaran jaman sekarang rata-rata diproduksi dengan tingkat kompresi tinggi, sehingga memerlukan bahan bakar yang berkualitas atau tanpa timbal.

Hampir dari semua sepeda motor terbaru saat ini rasio kompresinya sudah mencapai 10, bahkan lebih.

Penggunaan bahan bakar yang tepat sesuai rasio tidak hanya memperpanjang usia motor, juga dapat menjadikan tarikan enteng dan mesin menjadi lebih awet.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini masih banyak pengguna motor yang tidak memperdulikan hal ini. Sering juga dijumpai dalam antrian di pengisian bahan bakar terdekat bahwa motor berkompresi tinggi masih menggunakan bensin premium.

Motor kompresi tinggi ledakan apinya juga tinggi atau besar, ini artinya panas. Kalau dipaksakan pakai bahan bakar yang panas juga tau oktan rendah, ditambah busi tipe panas, maka lengkaplah penderitaan motor.

Jika terus dipaksakan minum bensin dengan oktan rendah membuat ledakan mesin terjadi sebelum waktunya atau pre-ignition.

Misalnya bahan bakar dengan memiliki kadar RON 88 atau premium hanya ideal dipakai pada motor dengan rasio kompresi 9 ke bawah. Bahan Bakar Minyak Pertalite dengan RON 90 maka cocok untuk motor dengan rasio kompresi 9-10.

Jika di atasnya, misalnya rasio kompresi 10-11 maka bensin yang cocok digunakan adalah RON 92. Sementara rasio kompresi 11-12 lebih memakai bahan bakar RON 95.

Motor dengan kompresi tinggi lalu dimasukkan bahan bakar banyak timbalnya atau busi panas, maka di ruang bakar akan terjadi penumpukan karbon.

Ini menyebabkan kompresi yang sudah panas bertambah panas lagi karena ruang bakar akan dikikis menjadi sempit lagi.

Akibatnya akan timbul kerat dan penumpukan karbon yang berlebihan di ruang bakar dan klep. Ruang bakar yang menyempit akibat terkikis menyebabkan mesin akan semakin panas, sehingga bisa terjadi kebocoran kompresi dan merusak mesin.

Maka jangan heran jika pabrikan juga memasangkan tipe busi dingin pada motor-motor baru. Hal ini salah satu tujuannya adalah mengantisipasi pemakaian bensin berkualitas rendah yang sering dipaksakan oleh pengguna sepeda motor karena alasan faktor ekonomis dan ingin menghemat biaya.