Pentingnya Melakukan Break-In Pada Motor Baru

[vc_row][vc_column width=”1/6″][/vc_column][vc_column width=”2/3″][vc_message]Untuk informasi pembelian silahkan klik disini
[/vc_message][vc_column_text]Bintangmotor.com – Inreyen atau break-in pada motor baru adalah masa dimana komponen-komponen mesin motor sedang dalam masa penyesuaian.

Cara pertama yang harus dilakukan saat merawat motor pertama adalah dengan melakukan cara inreyen. Masa inreyen diperlukan agar motor anda siap untuk dikendarai dan tidak bermasalah untuk kedepannya.

Perlunya melakukan inreyen adalah untuk proses adaptasi komponen motor sebelum layak dan aman digunakan.

Berikut beberapa tips melakuka inreyen yang benar :

  1. Jangan memperlakukan motor secara ekstrim pada 500 km pertama. Seperti menekan tuas gas terlalu penuh pada saat start, berkendara dengan kecepatan tinggi, atau melakukan pengereman mendadak. Bila anda melakukan hal-hal tersebut itu akan membuat komponen yang terbentuk akibat gesekan atau tumbukan tidak akan bekerja secara optimal.
  2. Mengatur putaran mesin yang dihasilkan oleh motor dengan mengendalikan RPM motor di angka yang stabil dan tidak melebihi batas yang dianjurkan di buku pedoman pemakaian motor anda. Memaksa motor untuk melaju dengan kecepatan tinggi sejak awal hanya akan memperpendek usia komponen di dalamnya akibat gesekan yang berlebihan.
  3. Hindari berkendara secara ekstrim pada saat jalanan basah dan licin. Ban motor baru masih mengalami proses adaptasi secara grip yang dihasilkan di atas jalanan masih belum optimal dan beresiko slip.
  4. Jangan mengankut beban berlebih pada masa inreyen. Karena akan menambah beban kerja komponen dalam motor dan mengurangi usia pemakaian motor kedepannya.
  5. Mengganti oli setelah 1000 km pertama. Hal ini bertujuan agar sisa-sisa partikel hasil gesekan antar komponen yang larut oleh oli motor segera dibuang.
  6. Mematuhi panduan yang terdapat di buku pedoman pemakaian motor anda.
  7. Yang terakhir adalah, membiasakan diri dengan motor baru. Masa inreyen tidak hanya berlaku untuk motor saja, namun pengendara juga harus melewati masa adaptasi guna mencegah resiko akibat kelalaian si pengendara. Tiap jenis motor memiliki perbedaan jarak antara stang dan jok motor, sehingga akan mempengaruhi handling yang dihasilkan terutama pada saat berbelok atau meliuk-liuk di jalan. Oleh karena itu, pengendara pun harus beradaptasi juga.

[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”1/6″][/vc_column][/vc_row]